Minggu, 10 Maret 2013

tugas tik

EFEK NEGATIF JEJARING SOSIAL 



Dunia telah berubah dan akan terus berubah, jarak antar daerah bahkan antar Negara telah semakin dekat. Beberapa puluh tahun lalu kita sempat takjub dengan televisi yang bisa membagi informasi gambar bergerak ke seluruh pelosok negeri. Kini zaman telah berubah setiap orang bisa berbagi gambar bergerak kepada yang lainya, setiap orang bisa berbicara dan saling melihat lawan bicaranya secara langsung dimanapun ia berada.

Teknologi informasi yang berbasis internet telah berkembang pesat di indonesia, produk berbasis internet yang paling digemari saat ini adalah situs jejaring social berupa facebook dan twitter. Dengan layanan situs jejaring sosial ini kita dapat berkomunikasi dengan teman-teman baru maupun lama dari belahan dunia manapun.

Arus perkembangan teknologi ini bagaimanapun tak akan bisa kita bendung, sebagian besar anak dan remaja saat ini telah familiar dengan berbagai situs jejaring sosial tersebut, tidak saja anak dan remaja kota, bahkan anak-anak di pedesaanpun kin telah berangsur-angsur mulai menggunakan jejaring sosial tersebut.


             Jejaring sosial adalah salah satu dari banyak media untuk berinteraksi antara manusia satu denga      
             lainnya Melalui media sosial seperti Facebook dan Twitter sebuah komunikasi dengan mudah bisa di 
             jalankan. Lepas dari dampak positif dari pesatnya perkembangan jejaring sosial, perlu juga diketahui 
             dampak negatifnya. Jejaring sosial bak pisau bermata dua. Namun menurut saya pemanfaatkan media  
             sosial sepenuhnya berada di bawah kendali penggunannya sehingga tidaklah bijaksana menyalahkan 
             keberadaan jejaring sosial tersebut.


Berkembang pesatnya situs jejaring sosial tersebut tentu saja punya dampak positif dan juga negatif, oleh karena itu pentig untuk di buat suatu sistim pengawasan dan bimbingan bagi mereka agar dampak negatifnya dapat di hindari dan dampak positifnya semakin di rasakan.
Tugas mengawasi dan membimbingg itu tentu saja bukan tugas guru di sekolah semata, orang tualah yang seharusnya berperan dalam pengasan dan bimbingan bagi anak-anaknya.

Untuk pedoman pengawasan tersebut tentu saja para orang tua dan para anak dan remaja itu sendiri mengetahui apa saja dampak negatif situs jejaring sosial tersebut. Untuk itu di bawah ini akan saya sebutkan beberapa dampak negatif pemanfaatan situs jejaring social tersebut yang saya kutip dari buku internet sehat terbitan bareng KEMKOINFO dan ICT WACTCH.



B. Dampak Negatif Jejaring Sosial
1. Anak dan remaja menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata. Tingkat pemahaman bahasa pun menjadi terganggu. Jika anak terlalu banyak berkomunikasi di dunia maya, maka pengetahuan tentang seluk beluk berkomunikasi di kehidupan nyata, seperti bahas tubuh dan nada suara, menjadi berkurang.
2. Situs jejaring sosial akan membuat anak dan remaja lebih mementingkan diri sendiri. Mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan sekitar mereka, karena kebanyakan menghabiskan waktu di internet. Hal ini dapat mengakibatkan anak menjadi kurang berempati di dunia nyata.
3. Bagi anak dan remaja, tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di jejaring social. Hal ini akan membuat mereka semakin sulit membedakan anatara berkomunikasi di situs jejaring social dan dunia nyata. Hal ini tentunya akan mempengaruhi keterampilan menulis mereka di sekolah dalam hal ejaan dan tata bahasa.
4. Situs jejaring sosial adalah lahan subur bagi predator untuk melakukan kejahatan. Kita tidak akan pernah tahu apakah seseorang yang baru di kenal anak kita di internet, menggunakan jati diri yang sesungguhnya.
5.  Membuat waktu terbuang dengan sia-sia
Sudah beberapa  waktu saya mengamati perilaku pengguna jejaring sosial dengan berinteraksi secara intensif dengan beberapa users. Satu pertanyaan yang sering hinggap di benak saya adalah bagaimana user tersebut bisa online terus padahal secara teori mereka seharusnya sedang bekerja, istirahat tidur malam hari, ataupun sedang beribadah. Tidak jarang interaksi saya lakukan dengan mereka yang sudah bekeluarga sehingga tidak jarang saya berpikir bagaimana mereka mengatur interaksi dengan keluarga mereka kalau setiap saat waktunya dihabiskan dengan melototi layar komputer dan keyboard smartphonenya.
Saya mengakui jika sebagian orang memang memanfaatkan jejaring sosial sebagai media bisnis mereka. Namun bagi mereka yang hanya sekedar bercengkerama di jejaring sosial tanpa tujuan yang pasti selain ngobrol ngalor ngidul bukankah itu merupakan pembuangan waktu secara sia-sia. Dari contoh tersebut secara tidak langsung jejaring sosial mulai menyandera waktu kita sehingga membuat diri kita tidak produktif dalam berkarya ataupun melakukan hal-hal positif lainnya.
6. Menambah beban pengeluaran
Keberadaan jejearing sosial yang menjadi bagian dari kehidupan manusia modern sehingga kepemilikan akun salah satu jejaring sosial seolah menjadi WAJIB hukumnya. Nah implikasi yang muncul adalah harus adanya alat yang bisa dipergunakan untuk akses media sosial tersebut seperti komputer dan handphone. Namun, perlu dicatat alat saja belum cukup tanpa terhubung dengan fasilitas internet. Walhasil seorang user media sosial harus merogoh kocek lebih banyak untuk biaya menggunakan media sosial tersebut. Yang menjadikan diri saya sedih adalah melihat kenyataan jika user media sosial lebih memprioritaskan keberlangsungan penggunaan media sosial dengan mengorbankan kebutuhan lain yang lebih utama seperti makan, minum, pendidikan dll.
Suatu hari saya chat dengan seorang mahasiswa yang mengeluh dengan biaya buku dan fotokopi yang sangat mahal. Setelah beberapa saat ngobrol ketahuan jika dana pendidikan dari orang tua dibelikan perangkat smartphone dengan koneksi internet yang berharga ratusan ribu per bulan. Yang menjadi ironis adalah mengapa fotokopi sebesar 10 ribu lebih mahal daripada biaya penggunaan teknologi untuk beriteraksi dengan media sosial yang biayanya ratusan ribu per bulan?
Contoh kedua adalah adanya seorang user yang lebih mengutamakan membeli voucher internet daripada susu anaknya atau membayar sekolah anaknya. Bagi saya kedua contoh tersebut sangat menyedihkan.
7. Mengganggu konsentrasi belajar
Selain menyia-nyiakan waktu, penggunaan media sosial secara berlebih juga mengganggu konsentrasi belajar. Secara rutin saya mengamati posting wall teman-teman di media sosial mereka. Tidak sedikit mereka mengeluhkan kegiatan sekolah ataupun kuliah. Kemudian saya berpikir mengapa mereka tidak posting masalah kuliahnya untuk memohon bantuan teman-teman di jejaring sosial daripada mengeluarkan keluhan?.
Hal lain yang menarik untuk dicermati adalah bagaimana orang akan belajar sementara pikirannya ada di jejaring sosial memantau postingannya?  Jadi secara sadar maupun tidak sadar keberadaan jejaring sosial bisa mengaburkan konsentrasi belajar.
8. Mengancam keamanan diri
Tidak jarang saya membaca di media online atau cetak korban dari pertemanan di media sosial yang secara umum disebut penipuan. Dengan media sosial dengan mudah kita memiliki banyak teman dan menjadi akrab meskipun belum pernah bertemu sebelumnya. Secara umum sangat susah menilai orang yang dikenal di media sosial jika informasi yang diberikan tidak akurat alias bohong.
Dari pengamatan saya, tidak sedikit dari pengguna media sosial berlaku curang dengan menggunakan foto orang lain atau foto bohong dengan tujuan memikat orang lain. Melalui contoh tersebut saya berpikir jika semakin banyak kita memiliki teman melalui media sosial yang tidak jelas maka resiko keamanan diri kita juga semakin meningkat. Kemanan tidak selalu dalam bentuk nyata seperti perampokan dll tetapi juga penyalah gunaan nama kita, identitas lengkap dan foto-foto kita, dan merusak akun kita.  Beberapa waktu yang lalu saya  melihat salah satu  akun sahabat saya diposting dengan gambar norak alias porno yang sangat bertentangan dengan profesi dan status sosialnya. Akhirnya diambil keputusan untuk remove orang tersebut dari pertemanan.
Salah satu cara untuk mengurangi resiko keamanan diri adalah dengan hati-hati saat approve pertemanan dan memantau akun teman baru secara teratur untuk sementara waktu.
9. Mengancam kesehatan
Kesehatan adalah karunia yang sangat mahal tetapi seringkali kita tidak peduli dengan kondisi badan kita. Beberapa waktu lalu saya membaca sebuah berita seorang user yang menggunakan media sosial secara berlebih mengeluh karena jari-jarinya sakit akibat terlalu sering memencet tombol keybord Handphonenya. Berita lain saya dapatkan dari teman yang sering mengeluh sakit kepala akibat memelototi komputer secara berlebihan keasyikan begadang di jejaring sosial.
Pekerjaan apapun jika dilakukan secara berlebih pasti akan berdampak buruk. Namun hal tersebut akan menjadi lebih buruk jika pekerjaan yang dilakukan ternyata tidak cukup berharga atau tidak menghasilkan apa-apa. Nah, apakah penggunaan jejaring sosial memberikan dampak yang positif atau negatif pada diri Anda? Hanya Anda yang tahu jawabnya. Selamat merenung?